Sistem Informasi Desa Tambaknegara
Kondisi
Sosial Budaya Desa
Desa Tambaknegara memiliki
budaya sosial yang kental dengan tradisi Kejawen dan nilai-nilai lokal
yang dijaga. Tradisi Tutupan Sadran, misalnya, adalah upacara adat yang dilaksanakan
untuk menghormati leluhur dan menyambut bulan Ramadhan, dengan penyembelihan
kambing, tasyakuran di situs bersejarah Bale Malang, dan pagelaran wayang
kulit. Selain itu, ada juga tradisi Sedekah Bumi, Unggah-unggahan, dan
tradisi lain yang terkait dengan kalender Jawa. Desa ini juga dikenal
dengan seni dan kerajinan bambu serta eceng gondok, serta kesenian Lengger
Lanang dan Gondolio.
Berikut adalah beberapa aspek sosial budaya Desa
Tambaknegara yang lebih detail:
·
Tradisi Kejawen:
Desa Tambaknegara memiliki tradisi yang kuat terkait dengan adat
Kejawen, yang terlihat jelas dalam pelaksanaan Tutupan Sadran.
·
Tutupan Sadran:
Tradisi ini melibatkan penyembelihan kambing, tasyakuran di Bale Malang,
dan pagelaran wayang kulit, dengan tujuan menghormati leluhur, menjaga
kebersamaan, dan spiritualitas.
·
Situs Bersejarah:
Bale Malang memiliki peran penting dalam tradisi Tutupan Sadran sebagai
tempat tasyakuran dan berkaitan dengan asal-usul masyarakat Kejawen.
·
Kalender Jawa:
Beberapa tradisi lain yang terkait dengan kalender Jawa adalah Sedekah
Bumi di bulan Sura/Muharam, Unggah-unggahan di bulan Sapar, Muludan di bulan
Mulud, dan Bersih Kuburan di bulan Sadran.
·
Kesenian dan Kerajinan:
Desa Tambaknegara memiliki seni dan kerajinan khas seperti Lengger
Lanang, Gondolio, serta kerajinan dari bambu dan eceng gondok.
·
Paugeran dan Tundagan:
Dalam konteks tradisi Tutupan Sadran, ada paugeran (aturan) yang diikuti, dan Tundagan adalah orang yang menyampaikan apa yang disampaikan oleh Guru (pemimpin adat).
·
Ciri Khas Dusun Kalitanjung:
Di Dusun Kalitanjung, ada tradisi
khusus dalam pagelaran wayang, yaitu mengharuskan sinden (penyanyi) laki-laki,
yang merupakan ciri khas yang diwariskan turun temurun